Kecemasan masyarakat Depok pasca di temukannya pasien Corona Virus
Di temukannya pasien yang terjangkit virus Corona atau juga yang di ketahui sebagai Covid-19 membuat seluruh masyarakat indonesia heboh, terutama masyarakat depok dimana pasien yang di duga terjangkit virus Corona di temukan.
Kronolgis singkat, dugaan infeksi ini diperkirakan terjadi pada 14 Februari 2020. Pada 16 Februari. kedua orang itu merasa tidak enak badan dan batu-batuk, sehingga melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok. Saat itu, keduanya hanya diminta untuk rawat jalan.Kemudian, pada 26 Februari mereka meminta untuk rawat inap karena merasa batuknya tidak kunjung reda.
“Tanggal 28 ditelepon sama teman dansanya itu, bahwa dia di Malaysia, orang Jepangnya tadi, dengan corona positif,” ungkap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Baca juga: Kronologi 2 WNI Positif Corona, Berawal dari Dansa dengan WN Jepang Informasi ini kemudian diberitahukan kepada tenaga medis yang merawatnya. Setelah itu, statusnya ditingkatkan dari orang yang dirawat dengan pengawasan menjadi pasien dalam pemantauan. “Sehingga, teman-teman dokter yang ada di RS itu sudah menyiapkan diri dengan selaga peralatannya begitu dianggap pasien dalam pemantauan,” tutur dia. Pada tanggal 1 Maret 2020, keduanya dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso dan langsung dilakukan pengecekan.
Dengan adanya kejadian ini, kecemasan masyarakat terhadap penyakit virus corona makin bertambah, masyarakat mulai waspada pada penyakit yang cukup menggegerakan dunia ini, dengan mengantisipasi penyebaran virus ini, masyarakat banyak memulai menggunakan masker wajah.
Beberapa apotek diwilayah kota mulai kehabisan persediaan masker di akibatkan kecemasan masyarakat ini. tidak hanya apotek, hingga toserba pun yang menjual masker fiber ini juga kehabisan persediaan."kadang-kadang ada pembeli yang memborong persediaan masker belakangan ini, gara-gara pemberitaan virus korona" ujar Bapak Dalmi salah satu pemilik toserba di pertokoan daerah Citayam, kota Depok.
Kronolgis singkat, dugaan infeksi ini diperkirakan terjadi pada 14 Februari 2020. Pada 16 Februari. kedua orang itu merasa tidak enak badan dan batu-batuk, sehingga melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok. Saat itu, keduanya hanya diminta untuk rawat jalan.Kemudian, pada 26 Februari mereka meminta untuk rawat inap karena merasa batuknya tidak kunjung reda.
“Tanggal 28 ditelepon sama teman dansanya itu, bahwa dia di Malaysia, orang Jepangnya tadi, dengan corona positif,” ungkap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Baca juga: Kronologi 2 WNI Positif Corona, Berawal dari Dansa dengan WN Jepang Informasi ini kemudian diberitahukan kepada tenaga medis yang merawatnya. Setelah itu, statusnya ditingkatkan dari orang yang dirawat dengan pengawasan menjadi pasien dalam pemantauan. “Sehingga, teman-teman dokter yang ada di RS itu sudah menyiapkan diri dengan selaga peralatannya begitu dianggap pasien dalam pemantauan,” tutur dia. Pada tanggal 1 Maret 2020, keduanya dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso dan langsung dilakukan pengecekan.
Dengan adanya kejadian ini, kecemasan masyarakat terhadap penyakit virus corona makin bertambah, masyarakat mulai waspada pada penyakit yang cukup menggegerakan dunia ini, dengan mengantisipasi penyebaran virus ini, masyarakat banyak memulai menggunakan masker wajah.
Beberapa apotek diwilayah kota mulai kehabisan persediaan masker di akibatkan kecemasan masyarakat ini. tidak hanya apotek, hingga toserba pun yang menjual masker fiber ini juga kehabisan persediaan."kadang-kadang ada pembeli yang memborong persediaan masker belakangan ini, gara-gara pemberitaan virus korona" ujar Bapak Dalmi salah satu pemilik toserba di pertokoan daerah Citayam, kota Depok.
Comments
Post a Comment